INFAQ adalah membelanjakan harta dijalan Allah. Berikut ini adalah Pedoman dalam membelanjakan harta yang dapat kita jumpai pada Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 261-274
مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِيْ كُلِّ سُنْۢبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللّٰهُ يُضٰعِفُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۗوَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ - ٢٦١
Qur'an surat. Albaqoroh ayat 261 ini bersifat pemberitahuan. Membelanjakan harta yg kita punya adalah wajib, namun kita melihatnya dari sisi akhlak atau etika bukan dari sisi syariatnya. kita membaca dari sisi etika islam. (eticoreligius). Konsep wajib dalam etis bukan berarti harus dan tidak harus, bukan pula dosa tidak dosa tetapi adalah pantas atau tidak pantas. in proper. di ayat ini pesan wajib tidak dalam narasi fiqh (syariat) tetapi dalam narasi etik. lebih deskriptif encouraging motivasional. makanya dalam ayat ini isinya perumpamaan infaq seperti kita menabur 1 butir biji yang mampu menumbuhkan 7 bulir yg tiap bulir berisi 100 biji. Kita bisa melihat di ayat ini Allah menganjurkan dengan sangat bahkan sampai memotivasi kita untuk berinfaq dengan iming iming yang sungguh menggiurkan. Orang awam sekalipun akan sangat termotivasi untuk berinfaq dengan adanya ayat ini. ini nasehat untuk orang yg menyimpan meski dia sebenarnya butuh.
Bukan iming imingnya yang penting, namun ketaatan kita kepada Allah menjadi yang utama. Memberikan infaq dibalas atau tidak dibalas oleh Allah itu adalah kuasa Allah, kewajiban bagi kita hamba adalah menjalankan apa yang telah diperintahkanNya. kita tidak bisa mengklaim bahwa ketika kita berinfaq maka pasti akan mendapatkan ganjaran berlipat lipat seperti deskripsi ayat ini. kita juga harus sadar bahwa Allah" maha semau gue" yang tentu tidak bisa didikte dan ditukar dengan amalan kita. kita tidak bisa berdagang amal dengan Allah. kita sebagai hamba hanya sampai pada melaksanakan perintahNya saja, selebihnya kita serahkan kepada Allah. Dalam konteks ini kita lebih baik mengembangkan konsep syukur daripada konsep berharap atas infaq yang kita lakukan. Dalam konteks syukur, bisa kita artikan ketika kita akan berinfaq itu adalah ketika kita punya maka kita mensyukurinya dengan cara menyisihkan sebagian untuk orang yang lebih membutuhkan. konsep ini lebih aman dan memastikan kita ada di jalan Allah (fisabililah). Kita memaknai motiv syukur dalam ber infaq pada ayat ini juga menujukan konsistensi ayat Allah lainya yang memfirmankan bahwa barang siapa bersyukur maka akan ditambah. Ditambah seperti perumpamaan ayat 261 ini.
اَلَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ثُمَّ لَا يُتْبِعُوْنَ مَآ اَنْفَقُوْا مَنًّا وَّلَآ اَذًىۙ لَّهُمْ اَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْۚ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَ - ٢٦٢
Qur'an surat Albaqoroh ayat 262 ini adalah penjelasan kongkrit dari Qur'an surat Albaqoroh ayat 261 yang masih bersifat motivasional. Dalam infaq ada dua jenis mebelanjakan harta yaitu internal (untuk diri sendiri) dan eksternal (untuk orang lain). syarat agar tumbuh: internal lakukan belanja fisabililah)bersyukur dalam konteks rumah tangga artinya jangan untuk kemaksiatan. syarat agar infaq eksternal bertumbuh: jangan mengungkit setelah memberi, cara memberinya jangan dg cara yg tidak menyenangkan. mengungkit ungkit: mengingatkan bahwa saya telah memberi jasa baik kepadamu, kedua merendahkan dg mengatakan bahwa keberhasilanmu tidak akan tercapai jika tanpa saya.
jika kita terpaksa tidak dapat membantu maka minta maaf dg kata yg baik. ini lebih baik dari membantu tetapi ngedumel dibelakang. orang minta:malu orang minta tidak diberi:dua kali malu. orang yg dua kali malu berpotensi berbuat dosa/maksiat. maka ketika kamu menolak tidak bisa membantu tolak dg bahasa halus dan mintakanlah maaf orang yg minta itu.
۞ قَوْلٌ مَّعْرُوْفٌ وَّمَغْفِرَةٌ خَيْرٌ مِّنْ صَدَقَةٍ يَّتْبَعُهَآ اَذًى ۗ وَاللّٰهُ غَنِيٌّ حَلِيْمٌ - ٢٦٣
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُبْطِلُوْا صَدَقٰتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْاَذٰىۙ كَالَّذِيْ يُنْفِقُ مَالَهٗ رِئَاۤءَ النَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ فَمَثَلُهٗ كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَاَصَابَهٗ وَابِلٌ فَتَرَكَهٗ صَلْدًا ۗ لَا يَقْدِرُوْنَ عَلٰى شَيْءٍ مِّمَّا كَسَبُوْا ۗ وَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْكٰفِرِيْنَ - ٢٦٤
وَمَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمُ ابْتِغَاۤءَ مَرْضَاتِ اللّٰهِ وَتَثْبِيْتًا مِّنْ اَنْفُسِهِمْ كَمَثَلِ جَنَّةٍۢ بِرَبْوَةٍ اَصَابَهَا وَابِلٌ فَاٰتَتْ اُكُلَهَا ضِعْفَيْنِۚ فَاِنْ لَّمْ يُصِبْهَا وَابِلٌ فَطَلٌّ ۗوَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ - ٢٦٥
اَيَوَدُّ اَحَدُكُمْ اَنْ تَكُوْنَ لَهٗ جَنَّةٌ مِّنْ نَّخِيْلٍ وَّاَعْنَابٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۙ لَهٗ فِيْهَا مِنْ كُلِّ الثَّمَرٰتِۙ وَاَصَابَهُ الْكِبَرُ وَلَهٗ ذُرِّيَّةٌ ضُعَفَاۤءُۚ فَاَصَابَهَآ اِعْصَارٌ فِيْهِ نَارٌ فَاحْتَرَقَتْ ۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمُ الْاٰيٰتِ لَعَلَّكُمْ تَتَفَكَّرُوْنَ ࣖ - ٢٦٦
Elaborasi terakhir dari ayat 261-262 ada di ayat 266 ini. Bahwa sayangnya kebanyakan orang tidak memikirkan tentang pentingnya berinfaq secara benar. Tentang bagaimana etika kita saat berinfaq, tentang anjuran dan larangan yang dalam membelanjakan harta dijalan Allah. Padahal tanda tanda itu sudah sangat jelas dan terang benderang.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنْفِقُوْا مِنْ طَيِّبٰتِ مَا كَسَبْتُمْ وَمِمَّآ اَخْرَجْنَا لَكُمْ مِّنَ الْاَرْضِ ۗ وَلَا تَيَمَّمُوا الْخَبِيْثَ مِنْهُ تُنْفِقُوْنَ وَلَسْتُمْ بِاٰخِذِيْهِ اِلَّآ اَنْ تُغْمِضُوْا فِيْهِ ۗ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ حَمِيْدٌ - ٢٦٧
اَلشَّيْطٰنُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ بِالْفَحْشَاۤءِ ۚ وَاللّٰهُ يَعِدُكُمْ مَّغْفِرَةً مِّنْهُ وَفَضْلًا ۗ وَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ ۖ - ٢٦٨
يُّؤْتِى الْحِكْمَةَ مَنْ يَّشَاۤءُ ۚ وَمَنْ يُّؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ اُوْتِيَ خَيْرًا كَثِيْرًا ۗ وَمَا يَذَّكَّرُ اِلَّآ اُولُوا الْاَلْبَابِ - ٢٦٩
Ilmu adalah pengetahuan yang berbasis dari pengalaman di masa lalu, sedangkan hikmah adalah pengetahuan yang didapat dari rencana dimasa depan. ilmu selalu terlihat kuno jika dibanding hikmah. Allah mengetahu apa yang telah dan akan terjadi, itu artinya Allah menguasai ilmu dan hikmah. Allah juga maha berkehendak kepada siapa dia akan menganugerahkan ilmu dan hikmahNya.
وَمَآ اَنْفَقْتُمْ مِّنْ نَّفَقَةٍ اَوْ نَذَرْتُمْ مِّنْ نَّذْرٍ فَاِنَّ اللّٰهَ يَعْلَمُهٗ ۗ وَمَا لِلظّٰلِمِيْنَ مِنْ اَنْصَارٍ - ٢٧٠
Al Qur'an surat albaqoroh ayat 270 menjelaskan tentang infaq meski dipublikasi itu baik asal bukan kita yang mempublikasikanya sendiri.
7. jika kita belanjakan (infaq) uang untuk kepentingan pihak lain jangan mensyaratkan kebaikan orang lain. misal syarat agama dll.
8. prioritas kategori yg akan kita beri. fuqoro=orang yg butuh. berikan infaq kepada orang yg sibuk membela agama tuhan sehingga tidak ada kesempatan untuk mencari dunia. orang yg mewakafkan diri untuk fisabililah (ashabus sufah).
9. ayat 274 sedekah mau siang atau malam sepi atau ramai semua ada ganjaranya. tuhan mengganjar banyaknya terserah tuhan kepada siapa juga terserah tuhan. kasih tuhan meluasi segala macam. rahmat tuhan mendahului amal kita. amal bukan satu satunya sebab turunya rahmat.
0 komentar:
Posting Komentar